FISASI N PADA TANAMAN KEDELAI



MEKANISME PROSES FIKSASI N PADA TANAMAN KEDELAI

Nitrogen merupakan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman untuk membentuk senyawa penting dalam sel tanaman. Nitrogen terdapat di udaradalam bentuk gas nitrogen. Unsur Nitrogen hanya dapat dimanfaatkan olehtanaman dalam bentuk nitrat, sedangkan Nitrogen yang tersedia di udara di udaradalam bentuk N2 yang tidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman.Untuk dapat memanfaatkan N2 tersebut diperlukan mikroorganisme yagnmampu menambat N2 di udara dan merubahnya kedalam bentuk senyawa yangdapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Beberapa tanaman yang dapat bersimbiosis dengan mikrobe penambat N yaitu, tanaman kacang-kacangan seperti kedelai, buncis, kacang tanah, dll. Yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium. Bakteri ini membentuk bintil pada akartanaman yang mampu menambat nitrogen di udara. Beberapa spesies Rhizobium dan tanaman simbiosanya :R.leguminasorum (Pea dan lentil), R. phaseoli(kacang buncis),R. Trifolii (clover), R. melioti (alfalfa), R. lupini (lupin),  R. japonicum (kedelai), dan Rhizobium, spp (cowpea dan kacang tanah). Di alam terdapat bebarapa mikroorganisme yagn mampu menambatnitrogen di udara secara simbiosis maupun non simbiosis dengan tanaman. Berikut beberapa mikroba penambat nitrogen di udara secara simbiosis maupunnon-simbiosis dengan tanaman, yaitu :

1.       Rhizobium
Bakteri ini menambat N2 di udara dengan cara bersimbiosis dengan tanamankacang-kacangan seperti kedelai, buncis, dll. Bakteri ini memiliki panjang sekitar1000 mm dan bersel satu/tunggal. Bakteri ini masuk ke dalam akar tanamanmelalui rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut , dan kemudianmembentuk bintil akar pada tanaman. Di dalam bintil ini bakteroid menambatnitrogen atmosfer (membantu tanaman) dan sebagai gantinya menerima hara daritanaman yang dapat digunakan dalam metabolismenya sendiri. Untuk menambat nitrogen, bakteri ini menggunakan enzim nitrogenase,dimana enzim ini akan menambat gas nitrogen di udara dan merubahnya menjadigas amoniak dan kemudian asetylen menjadi ethylen.

2. Azotobacter, Azospirillum

Bakteri ini menambat N2 di udara tanpa bersimbiosis dengan tanaman. Azotobacter adalah spesies rizobakteri yang telah dikenal sebagai agen biologispemfiksasi dinitrogen, diazotrof, yang menkonversi dinitrogen ke amoniummelalui reduksi elektron dan protonasi gas dinitrogen.Unsur hara yang membatasi produktivitas tanaman adalah nitrogensehingga pupuk nitrogen selalu ditambahkan sebagai input dalam produksitanaman. Sebagian besar tanaman mengasimilasi nitrogen hanya dari tanahmelalui penambahan pupuk. Secara umum, fiksasi nitrogen biologis sebagaibagian dari input nitrogen untuk mendukung pertumbuhan tanaman telah menurunakibat intensifikasi pemupukan anroganik. Penurunan penggunaan pupuk nitrogenyang nyata agaknya hanya dapat dicapai jika agen biologis pemfiksasi nitrogendiintegrasikan dalam sistem produksi tanaman.Untuk menghindari penurunan kesehatan tanaman akibat adanya inputbahan kimia, diperlukan input biologis berupa rizobakteri. Fiksasi nitrogen sangat penting untuk lingkungan dan pertanian berkelanjutan (Sustainabele agriculture). Sumber alternatif lain adalah Rhizobia yang mampu meyebabkan pembentukannodula pada akar dari tanaman legum sebagai tanaman inang.Berbagai jenis bakteri penambat N2 yagn hidup bebas (non simbiotik).

Fiksasi nitrogen adalah reaksi yang mengubah nitrogen di udara menjadi amonia. Fiksasi nitrogen, reaksi yang mengikat nitrogen di atmosfer menjadi amonia, dilakukan oleh Rhizobium di akar tumbuhan polong-polongan atau oleh bakteri di alga dalam atmosfer anaerobik. Semua hewan, tanaman, termasuk manusia, bergantung pada fiksasi nitrogen biologis untuk mendapatkan nitrogen bagi penyusunan protein  dan senyawa lain yang mengandung nitrogen sebelum ada proses Harber-Bosch. Dalam tanah, nitrogen terdapat dalam bahan organik tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat dimanfaatkan tumbuhan, nitrogen dimanfaatkan tumbuhan dalam bentuk amonium (NH4+) atau ion nitrat (NO3+) .
Tahapan penguraian asam amino menjadi nitrogen anorganik : NH4+ dibebaskan dari asam amino, diubah menjai NO2-, NO2- segera diubah oleh tumbuhan hijau menjadi NO3+.

Nitrogen organic diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah. Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N-kompleks lainnya (Mas’ud, 1993).
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas yang berasal dari tumbuhan. Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasukTrifollum spp, Gylicene max  (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam (chick-pea), danMedicago sativa (lucerna) (Rompas,1998).
Menurut Maier , dkk (2000) bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae. Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanak disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat menambat nitrogen swcara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati.
Bakteri Rhizobium hidup dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan menambat nitrogen. Suatu sistem berdasar pada infeksi spesifik pada jenis inang Legum digunakan untuk menggolongkan Rhizobium secara tepat lebih dari 50 tahun. Kekhususan infeksi mempunyai banyak atraksi praktis yang memperhatikan aplikasi Teknologi Rhizobium, sungguhpun tidak sempurna sebab banyak strains rhizobia bisa menginfeksi ke kelompok spesifik lain dan sebab ada bukti persamaan baru dari taxonomic kimia dan data taxonomic kwantitatip. Tinggal suatu ukuran penting untuk spesiasi genus pada Manual Bergey Systematic Bacteriology, dengan modifikasi bersama data taxonomic baru (Jordan 1984).
Tidak hanya bakteri Rhizobium, Azotobacter di dalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen, yaitu melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH3). Dalam sel bakteri ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim nitrogenase. Enzim inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3. Bakteri ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan bakteri lain. Jika kita melihat bentuk koloninya, misalnya; bentuknya bulat, bening, keruh atau opaque, dan putih, permukaannya halus mengkilap, tepi rata,dan berlendir. Bentuk sel Azotobacter bermacam-macam, dari bentuk batang pendek, batang, dan oval serta bentuk yang bermacam-macam, sehingga bakteri ini dikenal sebagai bakteri dengan bentuk sel pleomorfik. Bakteri ini umumnya Gram negative, namun spesies tertentu dari bakteri ini Gram variabel. Artinya, pada saat berumur muda bakteri ini Gram negatif, namun setelah berumur tua akan berubah menjadi Gram positif.
Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara bakteri Azospirillum lipoferum dan akar tumbuhan termasuk rumput tropikal Digitaria decumbens, juga jenis rumput tropikalPaspalum notatum mampu melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter paspalli di dalam akar (Dobereiner, 1978, dalam Rompas, 1998). Hasil penelitian tentang fiksasi N ini menunjukkan bahwa ada cukup banyak genera bakteri yang dapat mem-fiksasi N termasuk spesies dari Bacillus, Clostridium, dan Vibrio.

Next
Previous
Click here for Comments

0 comments: