PENETAPAN BAHAN ORGANIK DALAM TANAH (DDIT)

I.                  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
            Kita membutuhkan tanah sebagai sumber kehidupan dan sebagai media tumbuhnya tanaman. Sebagai media tumbuhnya media tanaman tanah harus dapat menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor yang harus ada adalah bahan organik tanah.Bahan organik tanah merupakan timbunan binatang dan jasad renik yang sebagian telah mengalami perombakan. Bahan organik ini biasanya berwarna cokelat dan bersifat koloid yang dikenal dengan humus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui suatu kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten berwarna hitam / cokelat dan mempunyai daya menahan air dan unsur hara yang tinggi.
            Tanah yang mengandung banyak humus atau mengandung banyak bahan organik adalah tanah-tanah Titik atas atau tanah-tanah top soil. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu sebagai granulator yang berfungsi memperbaiki struktur tanah, penyediaan unsur hara dan sebagainya. Yang mana nantinya akan mempengaruhi seberapa jauh tanaman memberikan hasil produktifitas yang tinggi.

B.  Tujuan
           
            Untuk menentukan banyaknya kadar bahan organic dari suatu contoh tanah.









II.                TINJAUAN PUSTAKA
                Tanah tersusun dari: (a) bahan padatan, (b) air, dan (c) udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa: (a) bahan mineral, dan (b) bahan organik. Bahan mineral terdiri dari partikel pasir, debu dan liat. Ketiga partikel ini menyusun tekstur tanah. Bahan organik dari tanah mineral berkisar 5% dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik tanah mineral sedikit (+5%) tetapi memegang peranan penting dalam menentukan Kesuburan Tanah. (Anonim, 2009)
            Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya (Hanafiah, 2009).
            Bahan organik dalam tanah merupakan fraksi bukan mineral yang ditemukan sebagai bahan penyusun tanah. Kadar bahan organik yang terdapat dalam tanah Alfisol berkisar antara (0,05-5) % dan merupakan tanah yang ideal untuk lahan pertanian, dan untuk tanah organik mendekati 60 % dan pada Titik oleh kadar bahan organik memperlihatkan kecenderungan yang menurun. (Pairunan, dkk., 1985).
            Sumber primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman, berupa akar, batang, ranting, daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke Titik bawah serta diinkorporasikan dengan tanah.(Islami, T., 1995).
            Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus. Titik I pada tanah Alfisol mempunyai humus yang terdiri dari hancuram bahan organik kasar serta senyawa-senyawa baru yang baru dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Humus merupakan senyawa yang resisten (tidak mudah hancur), berwarna hitam atau cokelat yang memiliki daya menahan air dan unsur hara yang tinggi. Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten, oelapukan berwarna cokelat, amorfus, bersifat koloid dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah dimodifikasikan atau disintesiskan oleh berbagai jasad mikro. Dalam jaringan tumbuhan terdapat pula lemak, minyak, lilin dan dammar dalam jumlah yang kecil. Jumlah dan sifat komponen-komponen organik dalam sisa-sisa tumbuhan sangat berpengaruh menentukan penimbunan bahan organik dalam tanah. Terutama Titik I tanah Alfisol memiliki kandungan humus yang lebih banyak sehingga kandungan bahan organiknya lebih tinggi dari Titik dibawahnya. (Saifuddin, 1988).
           
























III.             PROSEDUR PERCOBAAN
A.    Alat dan Bahan
Alat:
-   Timbangan analitik
-   gelas ukur
-   Pipet 5 dan 10 cc
-   Erlemeyer 250 cc
-   Buret
Bahan-Bahan:
-   K2Cr O7 1N
-   H2SO4 Pekat
-   Aquades
-   H3PO4 Pekat (85%)
-   Indikator definil amin
-   feSO4 1N

B.     Cara Kerja
1.        Dimasukkan 1 gr tanah (1 mess) ke dalam elemeyer 2520 cc lalu ditambahkan 10 ml K2Cr O71N dan 20 ml H2SO4 Pekat.
2.        Didinginkan selama 15 menit sambil digoncang pelan-pelan, usahakan jangan ada tanah yang terpecik.
3.        Ditambahkan 200 cc H2O (Aquades)
4.        Ditambahkan 10 ml H3PO4 pekat (85%) kenudian ditambahkan indikator B.O difil amin 3 cc. Lalu titrasi dengan FeSO4 1N sampai terjadi perubahan warna menjadi hijau jernih.
Perhitungan:
                        % C =
Keterangan:
ml Blangko      = hasil titrasi untuk blangko
ml Sample       = hasil titrasi untuk sampel
W                    = berat sampel tanah yang dianalisa
FM                  = faktor koreksi didapat dari
                                   
                                                        KA = 2,96 %
% Bahan organic (BO)* 1.724 x % C- Organik
IV.           HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil
KA = 1,72 % à pada percobaan penetapan kadar air tanah
FM =  =  = 0,01

%C =   x 3
       =  x 3

       =  x 3 =  
        = 0,74
% BO  = 1,724 x % C – Organik
            = 1,724 x 0,74
            = 1,275


B.        Pembahasan
            Dari hasil pengamatan diatas maka dihasilkan persen C adalah sebesar 0,74, ini didapat melalui pengurangan titrasi blangko dengan titrasi sampel per ml titrasi blangko dibagi W, lalu dikali FW yang kemudian dikalikan dengan 3. Lalu persen OB organic adalah 1,275, ini dari hasil pengalian 1,721 dengan persen C yaitu 0,74.
            Adanya penambahan 10 ml H3PO4 pekat (85%) kemudian penambahan indicator B.O definil amin 3 cc. lalu titrasi dengan FeSO41N sampai terjadi perubahan warna menjadi hijau jernih.
   Berdasarkan kriteris kandungan bahan organic dalam tanah, maka kandungan bahan organic dalam contoh tanah diatas adalah termasuk criteria rendah.










V.                KESIMPULAN DAN SARAN
A.  Kesimpulan
            Dari hasil percobaan diatas maka dapat disimpulkan dari penetapan bahanorganik dalam tanah adalah kandungan bahan organic termasuk dalam criteria rendah.

B.  Saran
            Percobaan ini sebaiknya dilakukan setelah percobaan penetapan kadar air tanah, karena hasil pengamatannya saling berhubungan.























DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Bahan Organik Tanah. http://wikipedia.urg. Diakses Tanggal: 5 Mei 2010 Pukul: 01.09 WIB.

Islami, T. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. Semarang: Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.

Pairunan, Anna K, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Perguruan Tinggi Indonesia Timur.

Saifuddin, S. 1988. Kimia Fisika Pertanian. Bandung: CV Buana
Next
Previous
Click here for Comments

0 comments: